Cerita Sex, Bokep, Dewasa

Ketagihan Dengan Dipijit Oleh Seorang Adik Ipar Yang Masih Abg

CeritaDewasa - Aku ikut senang iparku tinggal bersamaku karena sekalian menunggu dan mengurus rumahku yang kosong hanya tinggal pembantu akibat kami berdua bekerja. Aku punya kebiasaan dan kegemaran yang kubawa sejak remaja. Yakni senang di pijat. Hampir seminggu sekali orang tuaku memanggil tukang pijat langganannya, dan sekalian pula aku ikut minta di pijat.


Tak heran, setelah menikah, minimal hampir seminggu dua kali aku selalu minta dipijat istriku. Aku juga punya pembantu. Terkadang pembantuku yang sudah tua juga membantu memijat tatkala istriku sudah kelelahan. Istriku juga bekerja di bank swasta sebagai teller.


Kisahnya berawal dari suatu hari aku pulang kemalaman karena lembur. Badanku terasa sakit sekali. Aku ingin sekali di pijat. Tetapi istri dan pembantuku sudah tidur. Saat itu aku lihat iparku Euis masih belum tidur dan mengerjakan PR sekolah SMA-nya di ruang keluarga. Karena sudah tak tahan sakit semua badanku, aku coba minta tolong Euis untuk memijat pundakku.

Euis menurut saja karena memang dia patuh denganku. Awalnya dia ragu karena tak pernah memijat orang. Lalu ku bilang : ” Tak apa lah, Euis.. asal-asalan aja !. yang penting sakit Aa hilang !”. (Aa adalah panggilanku). maka Euis pun mau melakukannya. Mulailah dia memijat bagian pundakku dan Aku tetap mengenakan baju. Sama sekali aku tak punya pikiran macam-macam karena aku mencintai istriku dan menghormati keluarga mertuaku.

Aku rasakan ternyata pijitan Euis enak juga. Aku mulai menikmatinya. “Enak juga pijitan si Euis !”, pikirku. Setelah badanku agak enakan, aku minta Euis untuk menghentikan pijitan dan ku minta dia untuk segera kembali ke kamarnya.

Esok paginya aku ceritakan ke Istriku kalau semalam badanku sakit sekali dan minta maaf terpaksa aku minta tolong Euis adiknya untuk memijatku. Istriku tampak seperti biasa saja karena sangat percaya kalau aku tidak bakal macam-macam ke adiknya.

Suatu hari, aku merasakan kembali sakit pegal-pegal dibadanku. Mungkin karena kebiasaan di pijat, capek sedikit saja serasa tak hilang kalau tidak di pijat. Cepat-cepat aku bawa kendaraanku ke rumah malam itu. Saat tiba di rumah, aku minta tolong istriku– yang memang biasanya sudah pulang duluan– untuk memijat seperti biasa. Tapi dia bilang sedang capek sekali dan tidak sanggup memijatku. Dia memintaku untuk membangunkan bu sumi saja, pembantuku. Tetapi bu Sumi sudah tidur.

Aku lapor ke istriku kalo bu sumi sudah tidur. Tiba-tiba istriku bilang : ” ya sudah minta tolong aja sama euis, tapi pijatnya di sini !”. (Di kamarku dan istriku)

Lalu aku memanggil euis yang kebetulan memang belum tidur. Istriku tiduran di sampingku, ikut menyaksikan kalau aku sedang di pijat tanpa buka baju oleh adik kandungnya. sambil mengajari euis memijat dan ngobrol, istriku lama-lama tertidur pulas.

Sejak hari itu kebiasaanku berlanjut. Aku makin sering di pijat oleh Euis di kamarku. Di saksikan oleh istriku. Frekwensinya kini malah lebih banyak Euis yang memijatku ketimbang Istriku sendiri. Sama-sekali tidak terlintas pikiran kotor untuk macam-macam karena Euis anaknya memang baik dan kuanggap masih kecil.
Aku juga sering menasehatinya dalam agama meski aku juga bukan orang alim, lalu menasehatinya juga agar hati-hati dalam bergaul supaya tidak terlibat pergaulan bebas. Lama kelamaan aku makin keenakan di pijat Euis dan mulai berani di pijat dengan buka baju. Akupun mulai berani minta di pijat dengan menggunakan minyak pijat seperti apa yang memang sering dilakukan Istriku.

Aku rasakan pijatan tangan euis memang tidak kalah dengan pijatan istriku. Sampai beberapa bulan berlalu aku makin ketagihan dengan pijatan Euis iparku. Ohya, Tak lupa setiap kali di pijat, aku selalu memberikannya uang Rp.100.000. Sesuatu yg istriku juga mengizinkan aku di pijat Euis karena melihat aku juga memberinya uang.

Sampailah di suatu malam yang hujan deras, istriku sedang tertidur pulas saat aku baru tiba di rumah malam hari. Badanku pegal sekali. aku meminta euis untuk memijatku. Di tengah pijatan, aku merasakan tiba-tiba muncul gairah ingin sekali berhubungan seks dengan Istriku. Tetapi istriku sudah tidur.

Aku pusing sekali, mungkin karena gairah yang naik tiba-tiba, kini aku jadi mulai terangsang oleh sentuhan pijatan Euis. Malam itu setan membawaku untuk mencari rangsangan lebih. Karena gairah seks ku sedang naik. Tak seperti biasanya, aku yang paling-paling hanya minta di pijat di bagian kaki, kepala dan pundak tanpa buka baju. Kali ini minta lebih… Aku minta Euis untuk memijat bagian dadaku !.

Semula Euis ragu-ragu karena tak biasanya aku minta pijat di bagian itu.

“Ayo is, gak apa-apa sekali-sekali, tumben nih bagiaan ini (dada) Aa agak pegel banget !”. Pintaku. Akhirnya Euis menuruti permintaanku. Aku menarik nafas dalam-dalam menikmati kulit tangan iparku yg dilumuri minyak sedang memijat sensitif dadaku untuk pertama kalinya. Aku jadi sering menelan ludah malam itu. Sungguh aku kian terangsang setiap telapaknya mengenai bagian puting di dadaku.

“Euis.. !” Kataku. “Agak di-lama-in yah pijatnya di bagian itu. Abis lagi pegal !”. Kataku. Jam menunjukkan pukul 23.00. Selesai sudah pijatan Euis. Aku minta Euis untuk tidur ke kamarnya. Aku yg di kondisi gairah memuncak, sudah tak kuasa lagi menahan. Ku bangunkan Istriku. Tetapi dia ogah-ogahan.

Seperti biasa kalau sudah begini, aku punya sedikit kelainan seks. Ku buka celana Istriku dalam kondisi dia tertidur, ku baringkan tubuh istriku dalam keadaan tengkurap, ku tuntaskan hajatku malam itu dengan bermasturbasi menggejot-genjot pantat istriku yg kadang akhirnya jadi terbangun dan membantu menggoyang-goyang pantatnya.. “Crooott…. Crooot… !”, air maniku tumpah di pantat Istriku.

Waktu terus berjalan. Setiap kali aku pegel, aku minta di pijat Euis, aku kini selalu minta dia berlama-lama memijat di bagian dada. Terutama saat istriku mulai tertidur. Semakin lama aku makin menikmati. Sensasinya semakin lain. Dalam keadaan terpejam mata, aku mulai berpikir aneh-aneh.

Ada satu hal yang membuatku heran, ketika itu, saat memijat di bagian dada, aku merasa Euis memperlambat dan memperlemah tangannya seperti mengelus memberi rangsangan. Aku sudah tak memperdulikan lagi rasa malu saat putingku membesar dan mengeras dibuatnya. Mungkin dia sudah tahu kalu aku terangsang.

Mataku tetap terpejam menikmati sensasi hebat itu seolah tidak tahu apa yang di lakukan oleh tangannya. Aku juga merasa setiap euis memijat bagian dadaku, nafas Euis juga ikut makin memburu dan seperti tersengal-sengal. Sesekali aku intip dari keremangan lampu kamar yg ku redupkan, payudara Euis makin membesar.

Lama-kelamaan tiap di pijat aku mulai punya pikiran kotor. Nafsu sudah menguasaiku. Aku ingin sekali Euis bukan saja mengelus dadaku, dalam khayalanku aku ingin dia bisa memainkan jarinya di putingku. Bahkan menjilatinya.

Aku mulai mikir-mikir, mencari-cari rencana, bagaimana caranya agar Euis bisa memainkan putingku dengan leluasa dan bebas, tanpa kehadiran istriku di sampingku seperti biasanya. Sesuatu keliaran yang tak pernah terbayangkan. Adik ipar yang aku kasihani dan sayangi sebelumnya. Masih remaja pula.

Di kantor aku jadi sering terbayang-bayang pijatan dan elusan tangan Euis di dadaku. Sampailah Suatu hari sengaja aku pulang kantor duluan. Sekitar jam 2.30 siang dimana Euis biasanya memang sudah pulang dari sekolah.

Hari itu ternyata benar. Euis sedang menonton TV. Tanpa ragu Aku minta Euis memijatku. Pembantuku di kamarnya tidak curiga sama sekali karena memang dia sudah tahu kebiasaanku yang di pijat Euis di kamarku. Karena pernah satu kali mereka berbarengan memijatku malam-malam. Siang itu Aku minta Euis untuk memijat lebih lembut lagi di bagian dadaku. Aku sengaja menutup gorden dan memadamkan lampu agar jadi lebih remang-remang meski matahari masih tinggi.

Siang itu Aku rasakan tangan Euis begitu leluasa dan bebas seolah memberi rangsangan ke dadaku tanpa takut di ketahui kakaknya. Selama di pijat Aku merasa Euis tidak lagi memijat dadaku tapi seolah membelai-belainya. Aku makin tidak tahan. Lalu nekat aku bilang : “Euis, boleh pijatin puting Aa pake jari-jari Euis nggak ?” Kataku nekat.

“Hah.. ? Gimana caranya, A ? Kok pijat putingnya ?, ” Katanya heran atau mungkin pura-pura heran.

“Aa paling suka kalo Teteh (panggilan istriku) pijatin puting Aa. Gampang kok !.” Sambil ku pegang tangan dan tuntun jarinya untuk menunjukan caranya. Entah karena lugu, atau pura-pura tidak tahu, dia menurut saja dan meneruskan memainkan putingku dengan jarinya.

Aku bilang : “enak sekali, Euis. lebih pelan yah, tapi tolong jangan bilang-bilang Teteh, ya !”
“Memang kenapa, Aa ?”
“Gak apa-apa, khawatir nanti Teteh marah dan salah sangka “, kataku.
“Ya iya, Aa, Euis juga malu !”. Katanya dengan wajah lugu.
“Euis tahu gak, Aa paling suka kalau dimain-mainkan gini putingnya. Teteh juga paling suka kalau di giniin putingnya,” kataku.

Euis diam saja mendengarnya. “Gini Euis, kayaknya posisi Aa kurang nyaman deh, gimana kalo Euis sambil tiduran juga pijatin puting Aa ?,” Pintaku. Entah kenapa Euis menurut saja dan ikut merebahkan tubuhnya sehingga kini aku berhadap-hadapan dengannya sambil tiduran.

Jarinya terus saja memijat putingku. Aku makin kehilangan akal sehat. Dengan nekatnya aku bilang : “Euis, sini Aa ajarin kamu gimana caranya memijat puting Aa yang bener, karena kalau cara pijat Euis kayak gini lama-lama puting Aa jadi perih !.” Kataku

Kemudian ku lanjutkan kalimatku : “Tapi… Euis sendiri harus ngerasain di pijat !, nanti Aa mau praktekin memijat Euis, supaya nanti kalo pijetan Euis makin enak, Aa akan kasih uang yg lebih banyak !”.

“Maksud Aa ?”, tanya Euis.
“Sini deh Aa langsung pijetin Euis aja. Euis rasain aja !”
“Ntar kalo teteh tahu gimana ?”
“Ya jangan kasih tahu dong, ini rahasia kita aja”. Kataku

Tanpa buang kesempatan aku langsung nekat memijat telapak kaki Euis. Agar dia tidak langsung curiga. Aku pura-pura pijat dari telapak kaki agak lama. Trus menjalar ke betis. Kemudian ku minta Euis untuk duduk. Lalu ku pijat di bagian leher, pundak dan kepala tanpa Euis membuka baju.

Lama-lama setelah Euis mulai merasa enak, aku mulai berani memakai minyak pijat. Aku memulainya dari bagian leher. Pelan-pelan dan sesekali kusentuh bagian bawah kupingnya, agar dia terangsang. Aku pijat pelan-pelan dan lama-lama di bagian itu. Euis mulai menikmati dan tak ada penolakan sama sekali. Trus aku mulai memijat turun ke bagian pundak belakang.

Dengan sangat hati-hati, jemariku mulai meraba memijat bagian pundak depan. Ku lihat Euis makin terlena, meski matanya terpejam, aku tahu dia tidak tertidur. Agar lebih leluasa tanganku memijat dari belakang, Aku mencoba meminta Euis untuk membuka kancing bajunya.

“Euis… ! Kancing bajunya buka satu ya !, supaya Aa gampang pijat dada atas Euis !.”
Dan… Euis menuruti !. ” Yess… !”, senangnya hatiku !.

Jariku makin menurun memijat ke wilayah dada, di bagian atas payudara. Aku bisikkan kata-kata untuk meminta euis terus memejamkan mata dan menikmati musik lembut yg sengaja aku putar.

Tanganku makin turun memijat ke bawah. Seolah sedang berenang di dada dengan dengan gaya katak. Jari-jariku mulai merasakan bagian atas bukit payudara. Wow… Sudah meninggi dan mengeras. Nafas Euis makin tersengal-sengal. Semakin ke bawah… Ke bawah… Dan…

Inilah kesempatan yang tepat. aku sapu dengan lembut bagian paling vital di payudara seorang perempuan. Dengan begitu lembut sekali aku sapu putingnya dengan jemariku. Euis seperti tak menolak sama sekali. Tapi sedikit mendesis, seperti agak takut.

Karena tak ada penolakan berarti, ku sapu saja putingnya beberapa kali. Tak juga ada penolakan berarti, akhirnya kumainkan terus jari telunjukku di atas putingnya saja. Euis melipat bibir tanda keenakan sambil sesekali menyapu bibir dengan lidahnya.

“Euis…”, bisikku. ” Yang enak kalau nanti main-mainin puting Aa.. ya kayak gini !. Enak banget, kan ?”.

Euis mengangguk tanpa kata-kata. Lidahnya sesekali keluar dari bibirnya.

“Euis mau yg lebih enak lagi nggak ?” Kataku.
“Buka ya kancingnya semuanya”, kataku

Aku lihat Euis sudah terangsang sekali. Entah karena lugunya, saat kubuka semua kancingnya dia diam saja. Lalu ku buka juga BH-nya meski sempat sedikit menolak. Akhirnya ku rebahkan badan euis dengan posisi telentang, lalu aku mainkan jemariku di atas puting yg merah coklat muda itu.

“Euis tidur aja ya, nikmatin aja sesuatu yang paling dahsyat enaknya, euis pasti ketagihan deh !”
“Euis mau diapain Aa ?”
“Ssst…. Rasain yah”, sambil ku belai-belai rambutnya

Tanpa panjang kata lagi……

Ku jilati saja puting yang masih sebesar kacang hijau itu….!!!

Tubuhnya menggelinjing. Ku mainkan ujung lidahku dengan lembut di atas putingnya. Euis mendesis seperti ular : “sssssstttt…. Eeeeeehhhh… Euuuuhh !”

“Enak kan, Euiiiiis ?” Tanyaku

Euis diam saja. Matanya tetap terpejam kuat-kuat. Mulailah Ku jilati seputar payudaranya, kemudian turun ke bagian perutnya. Di pusarnya ku mainkan lidahku agak lama. Sambil tanganku meremas-remas payudaranya. Mulutku kini naik ke bagian lehernya.

Dia tampak keenakan ku hisap-hisap tiap lekuk lehernya. Kembali ku hisap setiap sudut bagian sensitif di dadanya. Ku sedot di pangkal payudaranya sampai meninggalkan tanda merah. Ya.. Aku sengaja mencupangnya sampe ada 4 tanda. Kulitnya kuning langsat nan bersih.

Aku jelajahi setiap lekuk-lekuk tubuhnya dengan kecupan dan sedotan-sedotan lembut. Ku jilat dan ku hisap juga ketiaknya pelan-pelan sekali. Aku coba mengayati kenikmatan tiada tara ini. Akhirnya ku cium bibirnya. Dia menolak tak mau. Aku terus berusaha. Aku rangsang kembali di putingnya agak lama. akhirnya.. Euis pasrah menyerahkan mulutnya. Ku sedot dengan penuh penghayatan bibirnya.

Kuminta Euis mengeluarkan lidahnya. Tanpa ragu ku kecup dan ku hisap lembut lidah gadis 17 tahun itu. Aku sudah lupa kalau euis adalah adik kandung istriku. Euis mulai lancar belajar berciuman denganku. Kuminta euis menyedot lidahku. Hanya dalam tempo beberapa menit Euis makin pandai beradu sedot. Ludahnya tidak berbau sama sekali. Pelan pelan jariku sudah mulai meraba bagian bawah selangkangan. Tapi dia selalu saja menepisnya.

Aku sudah tak kuat lagi. Lalu ku buka celanaku. Euis seperti ketakutan. “Ngapain Aa ?, jangan !, Euis takut !”.
“Gak apa-apa Euis. Aa gak akan merawanin kamu. Sungguh. Ayo pegang punya Aa aja !”.

“Jangan Aa !, Euis takut !”.
“Sumpah Aa gak bakalan merawanin Euis, Aa mau minta tolong di pijetin barang Aa. Pake minyak pijat !”

Euis seperti mau nangis. Akhirnya dengan merayu dan sedikit paksaan, tangan Euis mulai berani memegang. Awalnya takut-takut. Lalu kuminta euis untuk memijat alat vitalku. Aku ajari mengocok dengan istilah memijat.

“Ya gitu Euis… Aa cuma mau Euis giniin Aa aja kok, Aa juga takut merawanin Euis. Kalo Euis hamil nanti gimana !”. Kataku.

Makin lama Euis makin tenang. Sehingga makin lancar mengelus-elus alat vitalku. Lalu aku ajari cara mengocok alat vitalku. Sambil berciuman, aku terus mengurut payudara euis dengan lembutnya. Tapi aku merasa kocokan Euis belum pas dan tidak enak. Aku coba dengan berbagai posisi tangan Euis. Tetap saja tidak enak.

Lalu Aku minta dia nantinya tidur tengkurap saja. Buka celana jeans tapi tidak membuka celana dalam. Aku jelaskan caraku onani di pantat kakaknya. Cukup lama aku merayunya, akhirnya dia setuju. Sebelum tidur tengkurap. Aku ciumi lehernya dari belakang. Lalu sesekali sambil menghisap lidah. Tanganku memijat payudaranya dari belakang. Aku sudah tak kuat lagi. Kini Ku minta dia tidur tengkurap saja.

“Maaf Euis, Aa mau onani di pantat Euis aja ya. Euis buka celana jeeans Euis tapi gak usah buka celana dalam. Aa pijam belahan pantat Euis aja. Aa gak bakalan sodomi !.”.

Lalu ritual kelainan seks-ku dimulai. Ku jilati pantat Euis. Lalu akhirnya ku tindih pantat yang masih sekel itu. Aku tempelkan penisku di belahan pantatnya. Aku genjot pantatnya. Ku peluk tubuh Euis sambil tanganku meremas payudaranya dari belakang. Hampir di ujung puncak orgasme, ku tingkatkan frekwensi genjotan. Dan :

“croooot… Crooot… Crooot… !” Keluar air cintaku banyak sekali membanjiri bagian atas pantat adik iparku.

Dia kaget sekali. merasa aneh dengan cairan yang baru pertama kali dilihatnya. Ku lihat matanya memerah. Ya… Euis menangis, meski tangis tak bersuara !. Mungkin dia menyesal melakukannya, apalagi menghianati kakaknya, pikirku. Akupun merasa menyesal juga saat itu. Kenapa sampai bisa aku berbuat begitu hina kepada adik iparku sendiri.

Tapi namanya nafsu memang sangat sulit terbendung. Memang benar, perang terbesar di dunia adalah perang melawan hawa nafsu. Dan aku kalah. Setelah kejadian itu aku tak pernah pijat lagi. Dan Euis tidak mau. Sampai di tiga bulan kemudian, aku diminta tolong oleh istriku mengantar uang ke rumah mertua di sukabumi dengan di temani euis berdua saja.

Entah setan apa kok tiba-tiba kami sudah berciuman di mobil. Tak terduga sama sekali. Perang melawan nafsu tak terkendali lagi, aku lagi-lagi kalah. aku sempatkan mampir ke sebuah hotel di perjalanan. Kami ulangi lagi peristiwa yg sama, meski hanya check in 3 jam saja.

Sejak peristiwa itu, kami sering bercinta tanpa melakukan coitus. Paling penisku di peting, di kocok, di jepitkan ke pantat, di jepit ke payudara, bahkan di oral. Akupun sering meng-oral Euis karena dia sukanya memang di oral.

Hingga kini, euis masih tetap perawan. Euis sudah kuliah di salah satu perguruan tinggi atas biayaku. Dia belum mau pacaran dengan orang lain meski banyak yang mau. Euis juga jadi ketagihan untuk menikmati seks denganku, sering tiba-tiba dia meneleponku untuk mengajak “istirahat” di hotel.

Apalagi kalau bukan minta dilayani kebutuhan seks-nya dengan cara masturbasi. Ada banyak pria keren yang datang ke rumahku untuk mendekati Euis, aku sering cemburu. Kalau sudah begitu nafsuku suka naik, Biasanya aku lampiaskan dengan mengajak check in dia di hotel esoknya.

Untunglah aku masih bisa menahan diri untuk tidak memperawani nya.Tapi entah sampai kapan.

Kocokan Hot Anak Sekolah SMA

CeritaDewasa - waktu itu adalah hari ulang tahun sekolah tempat gue belajar 2,5 tahun belakangan ini. Hari jadi sekolah merupakan hari yang sangat bahagia bagi para siswa siswi yang sekolah disana kerana kami semua ga dapet belajar tentunya dan udah dari 3 hari sebelumnya melakukan berbagai persiapan untuk acara hari itu!


terbaru, pada hari jadinya sekolah kami mengadakan berbagai acara yang sangat heboh dan ga kalah seru pastinya sob! mulai dari pentas musik aneka band, aneka lomba-lomba seperti lomba antar kelas sampai lomba modern dance.
Kontes SEO Berhadiah 88.000.000 Juta ! BURUAN DAFTAR
Namun lomba modern dance ini tidak diadakan antar kelas, tetapi antar angkatan yang bikin acara ini menjadi seru dan meriah adalah suporter dari masing-masing kelas dan angkatan yang saling adu mulut sampai adu jotos untuk team yang mereka jagokan!biasalah anak muda seperti kami egonya lagi tinggi-tingginya

Oke kembali ke acara ultah sekolah gue ini dimulai dari jam 9 pagi. Namun gue datang pukul 11 siang! hehe.. maklum lah anak bandel yang suka nyari sensasi dan sengaja gue datangnya telat hanya untuk nonton band-band ibu kota dan menyaksikan lomba modern dance saja. Dan akhirnya saat yang dinanti datang juga.

Modern dance angkatan kelas 3 yaitu angkatan gue sendiri yang beranggotakan 5 orang. Namun yang gue kenal dekat hanya Putri yang memiliki nama lengkap Putri hermansyah. ohhh ya gue kok sudah mengenalin orang lain padahal gue aja belum kenalan!hhehee..nama gue Boy sob nama panjangnya ga usah deh ya jelek soalnya.

Acarapun dimulai dari penampilan kelas 1 lalu diikuti kelas 2 dan yang menjadi penutup adalah kelas 3. Mereka mulai masuk ke tengah lapangan. Pakaian yang mereka kenakan cukup sexy. Walaupun di bagian perutnya tidak terbuka. Pakaian yang mereka kenakan cukup ketat pastinya, menonjolkan buah dada mereka yang baru ‘tumbuh’.

Cukup membuat mata siswa laki-laki melotot. Dengan diiringi lagu-lagu techno mereka semua yang muda belia seumuran gue meliuk-liukan badannya dengan sexy. Seiring lompatan-lompatan atau gerakan-gerakan sexy mereka buah dada mereka bergoyang-goyang indah dan bergetar-getar!indahnya serasa dunia saat itu

Mata saya hanya tertuju pada Putri seorang. Selain karena wajahnya yang cantik, ia juga memiliki buah dada yang cukup sexy tentunya. Rambutnya yang tergerai panjang menambah seksi tubuh indahnya. Walaupun ada pula teman 1 tim dancernya yang saya pikir cukup bohai juga.

Mulai dari buah dada yang lebih besar dari Putri, ia juga memiliki paha yang gempal. Namun perhatian gue tetap tertuju pada Putri. Wajar aja gue merhatiin terus, menurut gue dia cewek paling seksi secara fisik maupun non. Setelah mereka bermodern dance ria dan membangkitkan gairah pada laki-laki, dengan keringat bercucuran di kening, leher dan bagian-bagian lainnya, mereka segera berganti baju.


Putri segera menuju kelas untuk kembali mengenakn seragamnya. Seiring langkahnya berjalan, payudaranya yang baru tumbuh bergoyang-goyang. Kemudian setelah ia mengambil pakaian ganti dari tasnya, ia pun menuju ke wc untuk berganti baju.

Lalu gue ikutin dia dari belakang. Terlihat, tali branya nyeplak karena keringat yang basah ke tubuhnya. wowww sedapnyo. Setelah masuk itu, ia masuk ke kamar mandi. Tanpa ia sadari bra dan celana dalemnya yang berwarna hitam jatuh di depan pintu kamar mandi.

Gue pun langsung saja mengambil bra an cdnya yang jatuh tersebut dan langsung gue pegang. Gue pun masuk ke kamar mandi cowo dengan tujuan mau kencing tanpa maksud untuk menyembunyikan ke dua barang tersebut. Di dalam pikiran gue, gue akan berikan setelah gue kencing.

Setelah gue kencing, gue liat Putri mondar-mandir di sekitar kamar mandi. Langsung aja gue tegor,

“Nyari apa Putri?”
“Eh lo Boy, ini nih gue nyari bh sama cd gue, lo lyat gak?”
“Ohhh, ini mksd lo?” Langsung gue tunjukin bra dan cdnya.
“Iya, ni dia yang gue cari. Ni lo nemu dimana?”
“Ni tadi jatoh. Lo ga tau…”
“Oh yaudah, thanks ya Boy.
“Iya sama-sama Putri.”
“Yaudah deh, gue mo ganti baju dulu yah. Gerah banget nih.”
“Ngapain Putri?”

“Ganti baaajuuu… kenapa?? Mo ikuuut??” Tanya Putri nakal.
“Hhhee. Emg boleh Putri??”
“Hmmm…” dia ngeliat ke sekitar. Setelah itu dia langsung nyruh masuk gue untuk 1 kamar mandi dengannya.
“Ywdh yuk masuk.”
“Putri, gue mo kencing dulu yah. Lo jangan ngintip.” Langsung gue buka clana gue sambil ngebelakangin Putri. Terus kencing. dan Tiba-tiba Putri berkata
“Oh my god. Gede banget Boy barang (Penis gue) lo” Gue pun kaget.

“Putri, dibilang jangan ngintip. Ko ngintip sih?”
“Hhehe. Sori Boy, abis gak sengaja… hehee boong ding, gue penasaran aja pengen liat…”
“Ah, dsar lo Putri. Ywdh, ganti baju tadi katanya mo ganti baju?”
“Yaudah”Gue pun memakai clana gue lagi.

Putri pun sibuk membuka baju dancenya. Terus celananya. Terus branya. Lalu cdnya.
Gue pun merhatiin semuanya.

“Eh Boy, jgn ngeliatin ke sini dong.” Sambil ia menutupi toketnya yang sekel dengan tangan kirinya. Terus memiawnya juga ditutupin sama cdnya yang baru dibuka.
“Hehehe. gue penasaran juga Putri…”
“Penasaran??”
“Iya”
“Lo juga tadi penasaran sama barang gue kan?”
“Iya sih” sambil ia senyum-senyum.
“Putri, gue mo remes-remes toket lo dong. Boleh ga?”
“Ha? Tai lo Boy. Emang lo siapa gue!!”
“Bentar aja Putri”

“Tapi gue juga pegang-pegang barang lo ya Boy? Biar adil.”
“Oh yaudah” dan gue pun ngebuka resleting gue. Nyingkap CD gue. Terus ngeluarin Penis gue.

Gue dengan semangat ngeremes-ngremes buah dada Putri yang sekel. Tapi dia agak takut-takut buat megang Penis gue.

“kenapa Putri? Pegang dong… gue aja udah megang toket lo nih. Sekel banget sih Putri toket lo?”
“Ihh, gue baru pertama nih megang barang cowo. Hahaha.”
“Sstt. Jgn kenceng2 ktawanya…”

dan gue mencoba membawa tangannya buat megang Penis gue secara pelan-pelan dan sedikit paksaan akhirnya, Penis gue pun tersentuh oleh tangan Putri.

“Oowwhhh… kocok-kocok dong Putri…” Pinta gue.

Dia pun agak malu-malu pas mau ngocok Penis gue.
Akhirnya pelan2 dia kocok Penis gue. gue pun sambil ngeremes2 toket dia.

“Owwhhh… enak Putri… agak kenceng dong megangnya…”
“Iya… ohh gede bgt sih Boy?? Lo dah ngaceng ya nih??”
“Iya udah lah. Secara gue ngeremes2 toket lo udah nafsu gini. Pasti dah ngaceng.”
“Putri… gue isep yah toket lo??”
“Ihh, gila lo ah.”
“Bentar…”

“Yaudah… nih…” ia pun menyodorkan toketnya ke mulut gue. Tapi ia ngelepasin kocokannya dari Penis gue.
“Putri, sambil kocokin Penis gue juga dong. Jangan berenti…”
“Uwhh… iya iya… cerewet lo ahh…” Dia pun ngocok Penis gue agak cepet.
“Aahhhh… ohhhh… enak Putrii…” suara gue mendesah. Terus gue kenyot2 toketny.
“Ahhh… yang cepet lagi Putri… oohh… uuhhh… ssshhh…” sambil gue kulum lehernya, terus ke bibirnya.
“Putri, sepongin dong sebentar…”
“Ha?”

“Sepongiiin… masukin Penis gue ke mulut lo… terus kocokin pake mulut lo…”
“Aaahhh!! Gak ahh!! Pake tangan aja yah Boy? Nnti kapan-kapan deh.” Putri nolak.
“Bentar Putrii… pengen nihh…” gue memohon.
“Ah lo Boy. Yaudah, tp bentar aja ya”
“iya, sampe keluar…”
“Ahh, tp peju lo jgn dikeluarin dimulut gue!!”
“Iya, gak… nnti kalo gue dah mau muncrat gue cabut Penis gue dari mulut lo…”
“Yaudah, maen cepet yaa. Takut dicurigain nih gue ntar sama anak-anak yang laen.”
“iya” jwab gue.

Putri pun jongkok di depan gue. Mulutnya pas banget udah berhadepan sama Penis gue.
Gue pun menyodorkan Penis gue ke mulutnya. Putri pun tanpa ragu lagi membuka mulutnya lebar2. gue terus dorong semua Penis gue masuk ke mulutnya Putri. Setelah itu dia rapetin mulutnya dan mulai menggerakan mulutnya maju mundur sambil skali-kali mainin lidah dan bibirnya buat mijet-mijet Penis gue.

Penis gue kerasa agak–agak anget. Terus juga ada rasa-rasa lembek-lembek enak yang berasal dari lidahnya.
Itu semua gue imbangin dengan ikut gerak-gerakin Penis gue maju mundur.

“Ooohh… Putriiii… enaaaaaakkk… mmmhhhhhh… ooohhh… sshhhh…” sambil gue belai-belai rambutny yang ga terlalu panjang.
“mmmmpphhhh… mmmppphhhh… mmpphh…” Putri pun mendesah samabil terus nyepongin Penis gue.
“Ooohhhhhhhhh… teeruusss Putriiii… ooohhh… eeennnaaakkk… terus Putri…”
“mmmpphhhh… mmmppphhhh…”
“Cepetin lagii Putriiii…” pinta gue.
“Mmmhhh… mhhhh… mmmhhhhhhmmhhhh…” Putri pun sedkit agak kewalahan nyepongin Penis gue.
“Aaahhhh… ooouhhhcchhh… enak Putriii… oowwwhhhwwwwwhhh… sshhhhhh”

Putri pun semakin mempercepat kocokan mulutnya di mulut gue. Gue pun mengimbangin dengan memajumundurkan Penis gue di mulutnya.

Saking terasa cepatnya. Akhirnya gue udah ngerasain kalo peju gue mau keluar.

“Aaohhh… Putriii… gue mau keluar nihhhh…”

Dengan cepat dia ngelepasin mulutnya dari Penis gue. Terus dia berdiri dari yang sebelumnya pas nyepongin gue dalam posisi jongkok. Gue pun meraih tangan kanannya. Terus gue tuntun buat megang Penis gue yang udah ngaceng banget krn mau keluar.

“Kocokin yang cepet Putri…”

Putri pun mengocok Penis gue cepet. Pas dia lagi ngocokin Penis gue, gue kissing bibirnya yang imut2, sambil kadang2 gue remes2 toketnya yang sekel gak terlalu gede. 

Akhirnya setelah kira-kira 3 menit dikocokin pake tangannya.

“Aaarrghhhh… cchhaaaaaa… gue mauuu keluarrrrr nihh…”
“Uwwhh, yaudah keluarin aja Boy…” dia pun ngarahin Penis gue ke wc biar peju gue nnti langsung ke buang ke lubang wc tanpa berceceran di lantai.
“Aaarghhh… oooooooooouhhhhhhhh… sssssssshhhhhhhhhhh… aaaaah… gue keluar Putriii…” akhirnya peju gue pun keluar.

Peju gue muncrat 6x. dari mulai banyak sampe keluar setetes setetes.

“Oouhwwww… gila Boy, banyak banget peju lo… duuhh kena tangan gue lagi nih…” Putri pun ngelepasin tangannya dari Penis gue.

Terus dia ngebersihin tangannya yang kena peju gue sedikit pake aer di gayung.

“Uuffhh… iya nih Putri, udah lama sih gue gak colai… tapi akhirnya sekarang gue malah dicoliin sama lo… capek nih Putri… Putri bersihin dong peju gue nih dikit lagi pake mulut lo…” pinta gue kea ca.
“Apa?” Putri kaget.
“Jilatin dikit nih ujung Penis gue, kan masih ad sisa2 pejunya…”
“Ih males. Gak ah. Jijik gue.”

“Yah, tanggung nih Putri… dikit lagi”
“Gak. Nnti aja yah kapan-kpan Boy…” Putri memberi harapan.
“Huh. Dsar lo Putri. Tanggung juga nih. Yaudah deh.”
“Nih gue bersihin peju lo yang di sini aja nih.” Kata Putri sambil nyiramin aer ke dalem wc yang sebelumnya banyak peju gue.

Setelah nyiramin peju gue yang berceceran di wc, Putri pun kembali berganti baju. Begitu juga gue. Gue pun memakai celana dalem gue lagi kemudian resleting celana panjang gue.

Gue perhatiin Putri. Ia kleiatan seksi banget. Satu persatu ia kenakan pakaiannya. Mulai dari celana dalemnya yang berwana hitam. Branya yang juga berwarna hitam. Namun ia agak kesulitan saat akan mengaitkan branya. Lalu ia pun meminta tolong gue.

“Boy tolong pakein dong.” Ia pun membelakangi gue meminta mengaitkan pengait branya.
“Tapi ada syaratnya yaa…” ucap gue ngeledek.
“Syarat apaan?”
“Tebak dong”

“Hmmm apa ya. Ga tau ah! Udah cepetan pakein!!” ia pun agak sedikit ngotot.
“Itu tuh.” Gue pun menunjuk ke arah memiawnya.
“Ohh ini… lo mau ngewe sama gue?” Putri pun bertanya dengan nada agak sedikit kaget.
“Iaa, gue pengen ngewe sama lo Putri… blh ga?”
“Anjjrriitttt lo Boy, apa masih kurang yang skrg?”
“Kurang laaaah… gue mau nyicipin tubuh lo pake Penis gue…”
“Aaaaaaaahhh!”

“Sssstt, jgn kenceng-kenceng Putri… Ayoo dong Putriiiii… kapan-kapan yaaahh?? Ga sekarang kok…” ucap gue memohon lagi.
“Gue masih virgin laaahh Boyyy.”
“Ahh yakinnn lo??”
“IYA!”
“Kalo dari toket lo yang gue pegang tadi sih kayanya lo udah ga virgin deh…”
“Hah? Tau dari mana lo???”
“Ya tau laaahh, kalo toket cewe yang udah ga virgin tuh udah agak kendor sedikit, ga terlalu sekel banget…”
“Hahhha gila ya lo, kayanya udah ahli banget nih soal beginian”. Sambil dia sibuk merapikan bajunya.
“Iya dong, makanya kapan-kapan mau nyoba ngewe sama gue ga?”

“Hmmm gimana yaaaaa, yaa liat nanti aja deehhh”. Sambil berkaca di cermin kecil sambil merapikan rambut dan poninya.
“Yawdahhh nnti kapan-kapan kita coba yaa??” Ucap gue memastikan.
“Iya ahh, yaudah, gue mau balik ke anak-anak dulu nih. Natar gue dicurigain lagi ganti baju doang kok lama banget.” Dia pun membuka pintu dan keluar dari kamar mandi.
“Sipp, ati-ati lo. Thankss Putrii atas handjob dan blowjob lo… Hehhhe”
“Haahh, bakalan enak nih kalo seandainya nanti gue ML sama dia” Pikir gue.

dan setelah berapa menit gue keluar dari toilet tersebut perasaan menyesal pun datang menghampiri! biasalah penyesalan selalu datangnya belakangan dan ga pernah duluan! menyesal kenapa Boy? he…menyesal kenapa ya ga gue paksa Putri untuk langsung aja ngajakin ngentot!hahahaha…

sambil ngebayangin seandainya pas didalam toilet cewek tersebut gue ngentot sama Putri, tapi gue punya obsesi untuk ngedapetin perawan si Putri bagaimapun caranya gue harus yang pertama meniduri dia kalau masih perawan! OK deh sob segitu dulu terbaru dari gue, makasih,

DARAH PERAWAN SAUDARA PEREMPUAN YANG MENGINAP DIRUMAHKU

CeritaDewasa - Saya punya kebiasaan onani sama seperti cowok teman-teman saya. Tapi sebagai perangsang, saya nggak hanya memakai buku atau film BF tapi juga orang. Soalnya saudara saya banyak yang cewek plus cakep-cakep masih SMP, bodinya jadi. Karena rumah saya yang besar, saudara saya (terutama yang perempuan) sering menginap, nah waktu itu yang saya suka.


Biasanya malam-malam saya naik ke kamar tamu, dan mengendap-ngendap. Saya naik ke atas ranjang dan mulai aksi saya dengan pegang-pegang bodi saudara saya sambil ngocok. Nggak jarang saudara saya tidur nyenyak banget sehingga saya bisa ngobel-ngobel vaginanya.
Kontes SEO Berhadiah 88.000.000 Juta ! BURUAN DAFTAR
Nah, kebetulan minggu lalu pas libur Sidang Umum saudara saya menginap. Ada satu saudara perempuan saya yang asli cantik namanya Joyce. Saya kepingin benar ngobel vaginanya tapi nggak dapat, soalnya dia baru kepegang paha saja sudah sadar. Tapi ini malam lain, saya memulai petualangan saya lagi. Saya naik ke kamar atas, terlihat si Joyce tidur dengan posisi nafsuin. Menghadap ke atas (telentang) kaki rada mengangkang.

Darah saya sudah berdesir saja. Saya mulai naik ke atas ranjang, ternyata dia memakai celana longgar. perlahan-lahan saya mulai tarik celananya ke bawah dan mengintip ke dalam. Kelihatan CD-nya. Saya sudah mau masukan tangan saja. Tapi saya takut dia bangun. Tapi, lama-lama saya nggak tahan juga. Saya masukan tangan saya, wah dia diam saja. Saya masuk lebih dalam lagi.

Nyentuh CD-nya, saya mulai mau tarik CD-nya. Tangan saya satu lagi ngocok-ngocok penis saya. Tahu-tahu dia bagun dan melihat saya lagi pegang penis saya. Wah, saya kaget dan buru-buru kabur sambil berharap dia melupakan dan dikira mimpi.

Saya mau tidur lagi, “Sialan”, dalam hati saya. Saya belum klimaks nih. Akhirnya saya tidur juga. Eh, malamnya saya merasa ada yang memegang tubuh saya. Saya bangun, ternyata si Joyce lagi memegang penis saya sambil tangannya masuk ke dalam CD-nya. Astaga, dia kaget juga, tapi terus berbicara.

“Dengan ini kita seri ya?” terus dia mau pergi. Menyadari gelagat asyik ini saya langsung berkata, “Eh jangan pergi. ”
Terus dia bertanya “Emang kenapa loe marah?”
“Nggak kok, loe demen pegangin barang gua, gue kepenget liat barang loe gimana kalau kita tukeran?”
Dia diam sebentar terus bicara, “Yang benar?”
“Iya”,
“Ya sudah dech, tapi loe duluan ya?”

Terus saya pun tarik celana saya yang longgar (maklum piyama) dan terlihatlah penis saya yang asli tegang (Penis saya 12 cm diameter 4 cm). Lumayan buat anak 16 tahun. Dia kelihatan senang ditambah horny.

“Boleh gue pegang?”
“Loe mau apain juga boleh asal jangan disakitin.”

Tangannya bergerak perlahan gemeteran, dia pegang penis saya. Darah saya berdesir waktu tangannya menyentuh penis saya. Baru sekali penis saya dipegang, dielus sama perempuan. Tangan yang satunya memegang celananya sendiri sambil sesekali menggesek. Saya lihat tambah horny.

“Eh, Joyce cukup donk, giliran lu.”
“Nggak ah malu”,
“Eh, loe sudah janji, lagian cuma kita berdua kok.”
“Ya sudah.”

Dia pun mulai memegang celananya.

“Eh, tunggu, boleh nggak saya yang buka?”
Dia berpikir terus bilang, “Boleh dech”,

Tangan saya mulai memegang celananya. Terus saya gesek bagian vaginanya dia diam saja. Terus perlahan-lahan saya tarik celananya turun, kelihatan CD-nya putih. Terlihat di bagian vagina agak basah, perlahan dari samping saya tarik CD-nya. Tangan saya gemetar. Dia juga terlihat agak malu. Saya tarik ke samping, terlihat vaginanya, bulu kemaluannya paling baru 5 lembar . Saya buka sedikit, bau amis campur pesing mulai menyebar.

“Boleh saya elus?”
“Boleh”,

Saya mulai mengelus vaginanya, pas saya buka sedikit, kelihatan ada daging kecil di bagian atas, saya heran.

“Ahh, nikmat Di! Lagi donk”,

Tiba-tiba dia teriak, saya kaget. Terus saya dapet ide,

“Gimana kalau vagina lu gue gesek pakai penis saya?”
“Hah, jangan saya masih mau perawan”,
“Tenang cuma luarnya doang gua jamin perawan lu nggak hilang”,
“Benar?”
“Benar”,
“Ya sudah.”

Terus CD-nya saya tarik ke bawah dan CD saya saya turuni sendiri. Saya suruh dia tiduran, terus saya letakan penis saya di atas vaginanya (waktu itu saya sudah takut ketahuan bokap) terus saya gesek naik turun.

“Ahh nikmat Di, nikmat banget cepetan dikit Di.”

Wah saya semakin nafsu saja saya gesek lagi, sementara vaginanya semakin banjir.

“Ahh terus Di, clit gua donk diutamain”,
“Hah, apaan tuh clit?”
“Itu daging kecil yang tadi loe pegang”,
“Oohh.”

Terus saya mulai mencari “clit” tersebut dan saya gesek pakai kepala penis saya. “Ahh nikmat Di terus Di.” Saya semakin nafsu saja, terus dia bercanda bicara begini,

“Ahh, uhh, ini mah dimasukin lebih nikmat kali ya?”

Saya yang nafsu senang benar dengar begitu. Saya ambil koran terus saya alaskan pantatnya.

“Ngapain Di?”

Saya diam saja terus saya pelan-pelan cari lubang vaginanya dan saya sodok masuk penis saya.

“Ahh, jangan Di, adduuh sakit Di, please jangan ahh!”Saya kasihan juga saya tarik sedikit. Terus saya sodok sekuat tenaga”Ahh sakit banget Di, aduhh..”

Saya cuek terus saya sodok sedikit. Sambil memegang payudaranya saya bisa melihat dia menangis. Tapi saya cuek, saya kayuh saja terus.

“Ahh Di sakit Di, loe tega loe Di, pokoknya perawan gue lu yang ambil.”Tapi lama-lama dia diam juga, dia malah mulai menikmati.
“Ahh, Ahh, ohh, terus nikmat juga, teruss.”

Mungkin karena sama-sama baru, nggak lebih dari 15 menit kita sama-sama klimaks, saya keluarkan sperma saya di dalam, asli nikmat banget. Setelah selesai, kita duduk senderan, koran tatakan tadi ada noda darah, darah perawan dia. Saya lihat dia menangis sambil nmenyandarkan kepalanya ke dada saya.

“Ah, Di, loe ngambil perawan gue, gue nyesel, tapi nikmat kok, gue tapi nggak ngarep loe mau tanggung jawab, asal loe mau begini terus sama gue, lagian gue juga kok yang mulai.”
“Nggak, apapun yang terjadi saya tanggung, setelah cukup umur loe bakal gue nikahin apapun resikonya.”

“Benar?” “Suer!” “Asyikk, loe baik deh, lain kali gue mau lagi deh.”

Mengintip ABG SMP yang Sedang Mesum di Toilet Sekolah

CeritaDewasa - Pada waktu itu aku masih duduk di SMP kelas II, pernah terjadi kejadian yang sangat mengasyikan dan lebih baik ini jangan ditiru. Pada waktu di SMP, aku termasuk anak yang cukup nakal dan sekolahku itu pun merupakan sekolah yang banyak menampung para anak-anak nakal. sehingga tanpa kusadari aku pun bisa dibilang lumayan lebih banyak nakalnya dari pada baiknya.


Saat itu ada seorang teman sekelasku yang bernama Ika. Ika memang cewek yang paling dekat dengan cowok dan terkenal paling bandel juga nakal. Tidak jarang teman-teman pun menyimpulkan bahwa dia cewek binal, karena dia berpenampilan agak seronok dibandingkan teman-temannya, yaitu dengan baju sekolah yang tidak dimasukkan ke dalam, melainkan hanya diikat antar ujung kain dan menggunakan rok yang sangat minim dan pendek, yaitu satu telapak tangan dari lutut.

Ika seorang gadis yang cukup manis dengan ciri-ciri tinggi yang pada waktu itu sekitar 160 cm, berat badan 45 kg dengan kulit putih serta bentuk wajah yang oval. Ika memiliki rambut sebahu, hitam tebal, pokoknya oke punya tuh doi.

Setelah bel kelas berbunyi yang tandanya masuk belajar, semua murid-murid masuk ke kelas. Tetapi anehnya, empat anak yang terdiri dari 3 cowok dan 1 cewek itu masih mengobrol di luar kelas yang tempatnya tidak jauh dari WC, dan sepertinya terjadi kesepatan diantara mereka. Setelah pelajaran kedua selesai, teman-teman cowok yang bertiga itu meminta ijin keluar untuk ke WC kepada guruku yang mengajar di pelajaran ketiga, sehingga membuatku curiga.

Di dalam hatiku aku bertanya, “Apa yang akan mereka perbuat..?”

Tidak lama setelah teman-teman cowok meminta ijin ke WC tadi, malah Ika pun meminta ijin kepada guru yang kebetulan guru pelajaran Bahasa Indonesia yang lumayan boring. Rasa penasaranku makin bertambah dan teman-temanku juga ada yang bertanya-tanya mengenai apa yang akan mereka perbuat di WC.
Kontes SEO Berhadiah 88.000.000 Juta ! BURUAN DAFTAR
Karena aku tidak dapat menahan rasa penasaranku, akhirnya aku pun meminta ijin untuk ke WC dengan alasan yang pasti. Sebelum sampai di WC kulihat teman-teman cowok kelasku yang bertiga itu kelihatannya sedang menunggu seseorang.

Tidak lama kemudian terlihat Ika menuju tempat teman-teman cowok tersebut dan mereka bersama-sama masuk ke kamar WC secara bersamaan. Rasa penasaranku mulai bertambah, sehingga aku mendekati kamar WC yang mereka masuki. Terdengar suara keributan seperti perebutan makanan di ruangan tersebut.

Akhirnya aku masuk ke kamar WC, secara perlahan-lahan kubuka pintu kamar WC yang bersampingan dengan kamar WC yang mereka masuki, sehingga percakapan dan perbuatan mereka dapat terdengar dengan jelas olehku.

“Hai Tun, Sep, siapa yang akan duluan..?” tanya Iwan kepada mereka. Dijawab dengan serentak dari mulut Ika seorang cewek, dia menjawab dengan nada menantang, “Ayo.., siapa saja yang akan duluan.

Aku sanggup kok kalaupun kalian langsung bertiga..!” .. Aku bertanya-tanya, apa sih yang mereka perundingkan, sampai-sampai saling menunjuk dan menantang seperti itu. Tapi aku tetap terdiam membisu sambil memperhatikan kembali, apa yang akan terjadi.


Setelah itu, tidak lama kemudian Asep menjawab dengan nada ringan, “Yah udah, kalau begitu Kita bertiga bareng-bareng ajah. Biar rame..!” katanya. Langsung disambut ucapan Asep tersebut oleh Ika, “Ayo cepetan..! Nanti keburu pulang sekolah.”

Dan akhirnya Utun pun berucap, “Ayo Kita mulai..!”

Setelah itu tidak terdengar suara percakapan mereka lagi, tetapi terdengar suara reslueting yang sepertinya dibuka dan juga suara orang membuka baju. Tidak lama kemudian terdengar suara riang mereka bertiga dengan ucapan menanyakan pada Ika, “Hey Ka.., Siapa sih yang paling besar alat kelamin Kami bertiga ini..?”

Ika pun menjawab dengan nada malu-malu, “Kayanya sih Utun yang paling gede, hitam lagi.” dengan sedikit nada menyindir dan langsung dijawab oleh Utun, “Hey Ka..! Cepetan buka tuh baju Kamu, biar cepet asik si Joni, Kita nih enggak kuat lagi..!”

Setelah terdengar Ika membuka bajunya, tidak lama kemudian terdengar suara teman-teman cowok bertiga, Utun, Asep, Iwan dengan nada ganas, “Wauw.., benar-benar body Kamu Ka, kaya putri turun dari langit..!”

Tidak lama kemudian Asep bertanya pada Ika, “Ka.., kalau Aku boleh tidak meraba buah dadamu ini yang bagaikan mangkuk mie ini Ka..?” .. Ika pun menjawab dengan nada enteng, “Yah sok aja, yang penting jangan dirusak ajah..!”

Utun pun sepertinya tidak mau kalah dengan Asep, dia pun bertanya, “Ka.., Aku bolehkan memasukkan alat kelaminku ke lubang gua rawamu ini kan Ka..?” sambil meraba-raba alat kelamin Ika. Ika pun menjawab dengan nada mendesak, karena alat kelaminnya sepertinya sedang diraba-raba oleh Utun, “Aahh.. uhh.. boleh Tun.. asal jangan sangar yah tun..!”

Dan terakhir terdengar suara Iwan yang tak mau kalah juga, “Ka.., Aku boleh kan menciumimu mulai dari bibir hingga lehermu Ka.., boleh kan..?” .. Ika menjawab dengan nada seperti kesakitan, “Awww.. Uuuhh.. iya-iya, boleh deh semuanya..!”

Suara-suara tersebut terdengar olehku di samping kamar WC yang mereka isi, yang kebanyakan suara-suara tersebut membuat saya risih mendengarnya, seperti, “Aaahh.. eehh.. aawww.. eh-eh.. oww-oowww.. sedap..!”

Dan tidak lama kemudian terdengar suara Ika, “Kalian jangan terlalu nafsu dong..!” kata Ika kepada teman-teman cowok tersebut, “Karena Aku kan sendirian.., sedangkan Kalian bertiga enggak sebanding dong..!”

Tetapi mereka bertiga tidak menjawab ucapan Ika tersebut, dan akhirnya terdengar suara jeritan kesakitan yang lumayan keras dari Ika, “Aaawww.., sakit..!” .. Ika kemudian melanjutkan dengan ucapan, “Aduh Tun.., Kamu udah mendapatkan keperawanan Saya..!”

Dijawab dengan cepat oleh Utun, “Gimana Ka..? Hebatkan Saya.”

Setelah itu Utun pun mendesah seperti kesakitan, “Adu.. aduh.., kayanya alat kelaminku lecet deh dan akan mengeluarkan cairan penyubur.” kata-katanya ditujukan kepada teman-temannya. Tidak lama kemudian Iwan bertanya kepada Ika, “Ka aku bosan cuma menyiumi Kamu aja Ka.., Aku kan kepingin juga kaya Utun..!”


Iwan pun langsung bertukar posisi, yang anehnya posisi Iwan tidak sama seperti yang dilakukan Utun, yaitu memasukkan alat kelaminnya ke lubang pembuangan (anus) dari belakang, sehingga Ika tidak lama kemudian menjerit kedua kalinya.

“Aaawww.. Iiihh.. perih tahu Wan..! Kamu sih salah jalur..!” rintih Ika menahan sakit.

Tetapi sepertinya Iwan tidak menghiraukan ucapan Ika, dan terus saja Iwan berusaha ingin seperti Utun, sampai alat kelaminnya mencapai klimaks dan mengeluarkan cairan penyejuk hati. Hanya berlangsung sebentar, Iwan pun menjerit kesakitan dan alat kelaminnya pun dikeluarkan dari lubang pembuangan dengan mengatakan, “Aaahh.., uuhh.., uuhh.., enaak Ka, makasih. Kamu hebat..!”

Asep yang setia hanya meraba-raba payudara Ika dan sekali-kali menggigit payudara Ika. Tetapi ternyata akhirnya Asep bosan dan ingin seperti kedua temannya yang mengeluarkan cairan penyubur tersebut sambil berkata, “Ka.., Aku juga mau kaya mereka dong, ayo Ka..! Kita mainkan..”

Ika menjawab dengan nada lemas, “Aduh Sep..! Kayanya Aku udah capek Sep, sorry yah Sep..!” .. Akhirnya Asep kesal pada Ika dan langsung saja Asep menarik tangan Ika kepada alat kelaminnya dengan menyodorkan alat kelaminnya.

“Ka.., pokoknya Aku enggak mo tahu.., Aku pinggin kaya mereka berdua..!”
Ika menjawab dengan nada lemas, “Aduh Sep.., gimana yah, Aku benar benar lemas Sep..!”

Aku tetap terdiam di kamar WC tersebut. Ada sekitar 45 menit berlanjut, dan aku pun berpikir apakah mungkin mereka berbuat oral seks karena masih duduk di SMP. Hal ini mendorong rasa penasaran tersebut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Akhirnya aku dapat melihat mereka dari atas, karena kamar WC di sekolahku pada waktu itu tembok pembaginya tidak tertutup sampai dengan atas langit, sehingga aku dapat melihat mereka berempat. Karena kesal akibat Asep tidak dipenuhi permintaannya, akhirnya Asep menarik kepala Ika ke depan alat kelaminnya yang sudah menegang tersebut.

Asep berkata dengan nada mengancam kepada Ika, “Ayo Ka..! Kalo gitu kelomohi alat kelaminku hingga Aku merasakan enaknya seperti mereka..!” . Setelah berusaha memanjat untuk melihat adgean secara langsung, aku dapat melihat dengan jelas.

Ika seorang cewek langsung saja mengerjakan apa yang disuruh oleh Asep, sedangkan temannya yang berdua lagi, Utun dan Iwan duduk di lantai, tergeletak menahan rasa enak bercampur sakit yang mereka rasakan tersebut. Tidak berlangsung lama, Asep berkata kepada Ika, “Ka.., Ka.., Ka.., ahh.. aah.. awas Ka..! Aku akan mengirimkan cairan penyuburku yang hebat ini..!”

Kulihat Ika langsung menyopotkan alat kelamin Asep dari mulutnya, dan terlihat raut wajah Ika yang sayu dan sendu bercampur gembira karena dapat uang dan sedih karena keperawanannya sudah hilang oleh mereka bertiga. Dasar Asep sedang kesal, Asep menyemprotkan cairan penyuburnya kepada Ika dan kedua temannya dengan mendesis kesakitan terlebih dahulu.

“Aaahh.., uuhh.., Awas cairan penyuburku ini diterima yah..!” kata Asep sambil tangannya tetap mengocokkan penisnya.

Kulihat Asep menyempotkan cairan penyubur itu dari alat kelaminnya secara kasar. Setelah ada 15 menit sehabis Asep mengeluarkan cairan penyuburnya, kulihat mereka langsung berpakaian kembali setelah mereka menyopotkan baju-baju mereka sampai tidak tersisa sehelai kain pun.

Sebelum mereka keluar, aku langsung cepat keluar dari kamar mandi tersebut secara perlahan-lahan agar tidak terdengar oleh mereka. Kemudian aku menuju ke kelas yang telah memulai pelajarannya dari tadi.

Hanya berselang beberapa menit, mereka masuk ke kelas seorang-seorang agar tidak ketahuan oleh guru kami. Hari itu tidak terasa lama sampai bel keluar sekolah berbunyi. Kulihat mereka bertiga teman cowokku, Asep, Iwan, Utun sedikit lelah, seperti kehabisan nafas dan anehnya mereka berjalan seperti kehabisan tenaga.

Karena aku suka iseng ke temen, aku langsung bertanya kepada mereka bertiga, “Hey Kalian kayanya pada lemes banget. Habis ngebuat su.., sumur yah..?” .. Langsung dijawab dengan enteng oleh perwakilan mereka bertiga, yaitu Asep, “Iya Bie, enak tahu kalo ngegali sumur tersebut dengan rame-rame..!”

“Ohh gitu yah..?” jawabku dengan tersenyum karena tahu apa yang mereka perbuat tadi.

Tidak jauh dari tempatku berdiri, kulihat Ika berjalan sendirian dengan memegang tas kantongnya yang sehari-hari tasnya selalu di atas pundaknya. Sekarang hanya dibawa dengan cara dijingjing olehnya. Langsung saja aku memanggilnya, “Ka.., Ika.. Ka.. tunggu..!”

Ika menjawab dengan nada lemas, “Ada apa Bie..?” .. Karena aku juga ingin iseng padanya, kulangsung bertanya, “Ka.., kayanya Kamu kecapean. Habis tertembak peluru nyasar yang menghajarmu, ya Ka..?”

Ika pun menjawab dengan nada kesal, mungkin bahkan tersindir, “Yah.. Bie.., bukan peluru nyasar, tapi burung gagak yang nyasar menyerang sarang tawon dan goa Hiro, tahu..!”. Mendengar nadanya yang tersinggung, aku langsung meminta maaf kepada Ika.

“Ka.., maaf. Kok gitu aja dianggap serius, maaf yah Ka..?” kataku menenangkannya sambil tersenyum bersahabat.

Karena aku penasaran, aku langsung menyerempet-menyerempet agar terpepet.

“Ka.., boleh enggak Ka, Aku coba masuk ke goa Hiro tersebut..? Kayanya sih asik.. bisa terbang kaya burung..!” pintaku sambil tertawa pelan.

Karena Ika sudah kesal dan lelah, Ika menjawab, “Apa sih Kamu Bie..? Kamu mau goa Saya, nanti dong antri.., masih banyak burung yang mau masuk ke goaku, tahu..!”.. Dan akhirnya aku tertawa dengan rasa senang.

Menyaksikan Persetubuhan Seorang Polisi Dengan Istrinya Yang Seksi

CeritaDewasa - Aku sangat menyukai pergi dengan menggunakan mobil, terutama untuk daerah daerah yang belum pernah aku kunjungi dengan demikian aku dapat melihat banyak pemandangan alam serta juga untuk menjaga stamina tubuh.


Karena dengan berkendaraan jarak jauh, pastilah dibutuhkan stamina yang tinggi dan ini aku sukai. Ada lagi hal hal kecil yang aku sukai karena dengan berkendaraan seorang diri, kadang kadang aku bisa mendapat rejeki berupa perempuan cantik yang kerap kali kutemui diperjalanan.
Hal ini aku alami ketika suatu hari aku pergi ke Semarang dengan mengendarai Mercedesku, semuanya berjalan dengan lancar, aku sempat mampir dibanyak tempat untuk sekedar bersantai dan menikmati pemandangan alam. Tetapi tanpa diduga disatu jalan pintas ditengah hutan yang aku sendiri kurang mengenal, aku terjebak pohon roboh.

Aku jadi kuatir, karena kota terakhir yang aku lewati sekitar 50 km dibelakangku, padahal saat itu hari sudah agak sore, dengan kesal aku keluar dari mobil dan menunggu sebentar, aku sudah hampir memutuskan untuk kembali kekota Pekalongan ketika kulihat ada sepeda motor datang menghampiriku. Aku segera melambai lambaikan tangan memintanya berhenti.

Ternyata penumpangnya adalah seorang pria dan wanita, si pria seorang laki laki dengan tubuh tinggi besar berkumis melintang dan wajah yang kasar sekali, rupanya adalah seorang polisi hutan, hal ini kulihat dari seragamnya, yang membuat aku berdebar adalah perempuannya. Si perempuan benar benar menarik, badannya montok, tinggi besar, berkulit putih bersih dan wajah yang menarik sekali. Hidung mancung, mata yang bulat dan bibir penuh menampilkan sensualitas seorang wanita.

Si pria dengan tersenyum senyum yang aku lihat memuakkan sekali menanyakan apa keperluanku, kukatakan apa dia bisa membantu menyingkirkan pohon yang roboh itu, kukatakan kalau aku mau bayar berapa saja asal pohon dapat disingkirkan dan aku dapat meneruskan perjalanan.

Dengan wajah yang dibuat sesopan mungkin dia menyatakan bahwa dia sanggup untuk mencari orang untuk meminggirkan pohon tersebut. Mendengar itu aku langsung mengeluarkan uang 200 ribu untuk kuberikan padanya.Kukatakan bahwa itu untuk uang muka, nanti kalau pohonnya sudah minggir akan aku beri lagi.

Menerima uang itu dia segera bertindak, disuruhnya perempuan cantik yang rupanya isterinya itu untuk menunggu dan dia segera pergi dengan sepeda motornya. Aku bersorak girang karena ditinggal berdua dengan perempuan secantik ini ditengah hutan sepi, tetapi aku tak berani semberono karena aku belum mengerti bagaimana perempuan ini.
Kontes SEO Berhadiah 88.000.000 Juta ! BURUAN DAFTAR
Ternyata Angel nama isteri polisi hutan itu gampang diajak bicara bahkan sedikit genit, apalagi ketika kutanya hal yang agak agak berbau porno, berkali kali dia tertawa terkikik mendengar perkataanku. Aku benar benar suka dengan perempuan ini, giginya putih dan rata sekali, susunya besar sekali, karena kuperhatikan dari tempat dudukku, susunya yang putih itu kelihatan menonjol sekali.

Suasana yang sepi membuat nafsuku jadi naik keotak dan ingin melakukan persetubuhan dengannya, ******ku juga ngaceng tapi aku masih kuatir kalau Angel menolak. Akhirnya tanpa pikir panjang aku pura pura kencing dipohon dekat mobilku, aku yakin kalau dia memperhatikan aku, karena cara kencingku sengaja sedikit kuarahkan padanya.

Benar saja Angel tertawa melihat ******ku dan dia melengos, melihat reaksinya itu aku makin berani, secara sengaja aku mendekati dia sementara ******ku yang ngaceng masih kukeluarkan dari celana. “Apa punya suamimu sebesar ini Nar ?” tanyaku penuh nafsu karena ingin melakukan persetubuhan dengannya.

Angel mendorong badanku sambil berkata “Lebih besar lagi, sana Pak, nanti ada yang lihat lho !” Aku tertawa sambil memasukkan ******ku, aku menganggap kata katanya tadi itu hanya omong kosong, aku yakin dia juga suka denganku, hanya mungkin dia masih takut kalau ketahuan suaminya yang memang wajahnya galak dan licik itu.
Dalam hati aku sudah memutuskan untuk malam ini bermalam dirumahnya saja, karena aku benar benar ingin melakukan persetubuhan dengan tubuh Angel yang montok itu. Rupanya keberuntungan masih berpihak kepadaku, karena ternyata ketika Andi suami Angel kembali, dia belum menemukan cukup orang untuk memindahkan pohon itu, mungkin agak malam baru ada cukup banyak orang.

Dengan nekad aku bertanya apakah aku bisa bermalam saja dirumahnya agar besok pagi bisa melanjutkan perjalanan Seperti yang kuduga, dengan senang hati Andi mengajak aku kerumahnya, aku menarik nafas lega, ketika aku menoleh ke Angel, Angel yang berdiri dibelakang suaminya tersenyum mendengar aku akan bermalam dirumahnya, semoga aku dapat melakukan persetubuhan dengannya.

Kukeluarkan lagi uang 200 ribu dan kuberikan pada Angel dengan pesan untuk belanjanya. Angel ragu ragu menerima, tetapi aku paksa saja. Andi sangat senang, dia terus tersenyum dan berbicara panjang lebar, tetapi tak bisa menghilangkan kesan kejam dan licik dari wajahnya. Aku sendiri sempat heran, kenapa orang secantik Angel bisa dikawin pria seperti Andi ini.

Kuiikuti sepeda motor Andi yang bergoncengan dengan Angel untuk menuju rumahnya, ternyata rumah mereka agak jauh ditengah hutan jati yang menjadi tanggung jawab Andi sebagai polisi hutan. Rumahnya cukup besar tetapi masih terbuat dari bambu, dikelilingi oleh pohon jati yang besar.

Meskipun terpencil, ternyata rumah itu memiliki tenaga listrik yang berasal dari diesel kecil. Menurut Andi tenaga listrik diperlukan untuk komunikasinya dengan pusat pengawasan hutan di Semarang. Aku mendapat kamar yang kecil dengan dinding dari bambu, tetapi keadaan kamar itu cukup rapi dan bersih.

Ketika aku dan Andi sedang berbincang, kulihat Angel lewat dengan hanya memakai sarung yang menutupi buah dadanya, aku menelan ludah melihat kemulusan pundaknya serta susunya yang menyembul keluar dari balik sarung itu, aku pura pura tak memperhatikannya, karena aku kuatir kalau Andi jadi curiga kepadaku.

Aku terus mengharap agar Andi mau keluar sebentar agar aku bisa mencari alasan untuk mengintai Angel yang sedang mandi tetapi Andi terus saja berbicara tanpa henti. Akhirnya aku jadi bosan dan putus asa, aku memperkirakan bahwa tak mungkin aku dapat menikmati tubuh Angel karena suasananya yang tak memungkinkan ini. Sampai Angel masuk kembali setelah dari kamar mandi, aku masih terus bercakap dengan Andi.

Angel kuperhatikan sedang mempersiapkan makan malam untuk kami. Makan malam sederhana sekali tetapi Angel rupanya pandai memasak dan lagi pula dia ingin menjamuku sehingga segala persediaan makanan dikeluarkan. Selesai makan aku segera minta permisi untuk tidur.
Rupanya kamarku bersebelahan dengan kamar Angel dan Andi, karena tadi kulihat Angel keluar masuk kekamar sebelah begitu juga dengan Andi. Setelah kurapatkan pintu aku duduk diatas tempat tidur sambil melamun, saat itulah pandanganku tertambat pada sebuah lubang kecil didinding bambu pembatas kamarku dan kamar Andi, letaknya agak tinggi sehingga aku harus mencari kursi untuk memanjat.

Setelah aku yakin bahwa pintu kamarku telah terkunci rapat, barulah aku berani mengintai kekamar sebelah, aku jadi berdebar debar, karena aku bisa melihat pemandangan dikamar sebelah dengan sangat leluasa sekali, aku dapat melihat tempat tidur mereka dan semua bagian kamar itu tanpa ada yang tersisa.

Kubayangkan seandainya nanti Angel berganti pakaian atau apa dikamar itu, pasti aku dapat melihatnya dengan jelas. Kuperhatikan Angel dan Andi masih bercakap cakap diluar, kadang kadang kudengar tertawa Angel yang merangsang, mungkin mereka sedang bercumbu, agar mereka tak curiga kalau aku tak tidur, maka aku sengaja mematikan lampu kamarku.

Tak lama kemudian kudengar pintu kamar Andi dibuka dan langkah kaki memasukinya, aku segera berjingkat menaiki kursiku dan mengintai, kulihat Angel didalam kamar sendirian, entah dimana Andi, tetapi tak lama kemudian Andi masuk kekamar dan menyusul Angel yang sudah berbaring diatas tempat tidur itu. Andi kulihat merangkul Angel dan berbisik bisik. Setelah itu keduanya bangkit dari berbaringnya dan sama sama membuka pakaiannya, hatiku berdebar keras. Seperti yang kuduga, mereka akan bersetubuh dan aku dapat melihat adegan persetubuhan !

Tubuh Angel yang telanjang bulat betul betul membuat liurku bertetesan, mulus dan montok sekali, susunya seperti semangka dengan pentil yang kecil sekali sementara perutnya langsing dengan selangkangan yang penuh oleh jembut hitam keriting. Tetapi yang paling membuat aku takjub adalah Andi ! ****** Andi benar benar hebat, panjangnya melebihi panjang ******ku ditambah lagi dengan ujungnya yang membengkak seperti jamur besar sekali.

Aku membayangkan betapa leganya Angel merasakan tusukan ****** sebesar itu. Dasar orang desa, setelah sama sama telanjang, Angel langsung tidur mengangkang sambil tangannya merentangkan liang nonoknya sendiri, Andi pun langsung menindih Angel dan menuntun ******nya keliang nonok Angel.

Aku melotot melihat nonok Angel yang merah tua menganga menanti ****** Andi, begitu ****** Andi masuk kedalam liangnya, Angel langsung mengangkat kedua kakinya tinggi tinggi sambil direntangkan lebar lebar, rupanya dia juga merasa kalau ****** suaminya terlalu gede. Dengan sangat cepat Andi menggerak gerakkan pantatnya maju mundur sementara Angel dengan cepat pula memutar mutar pantatnya mengimbangi gerakan Andi !

Suara Angel yang merintih rintih membuat aku jadi makin bernafsu, ******ku rasanya tak tahan ingin mencari nonok untuk kusetubuhi, tetapi sungguh sial nasibku, ditengah hutan tanpa nonok, aku justru harus menyaksikan adegan persetubuhan yang seperti ini. Andi dengan kasar terus merojok nonok Angel sambil mulutnya menciumi susu Angel, tiba tiba saja Andi melenguh seperti kerbau yang digorok dan gerakan pantatnya mengejang ngejang.

Aku yakin kalau Andi sudah memuntahkan air maninya. Setelah berdiam diri beberapa saat, Andi langsung menggulingkan dirinya kesamping sehingga ******nya yang sekarang sudah mengkerut itu tampak menjijikkan karena penuh dengan lendir air maninya.

Kuperhatikan wajah Angel ternyata tak sedikitpun terlihat kepuasan diwajah itu, justru yang terlihat adalah rasa kecewa, rupanya Angel belum berhasil mencapai kepuasannya sementara Andi sudah loyo. Angel berbaring terlentang dengan kakinya terkuak lebar menampakkan nonoknya yang berkilau karena lendir dari ****** Andi, tangannya diam diam menggosok gosok susunya.

Andi sendiri, tampaknya tak perduli dengan isterinya, ia menarik selimut dan langsung tidur dengan membelakangi Angel.
 MTWPoker AGEN POKER | DOMINO QQ | LIVE POKER ONLINE TERPERCAYA  MTWPoker AGEN POKER | DOMINO QQ | LIVE POKER ONLINE TERPERCAYA


Cerita Sex, Bokep, Dewasa
Cerita Sex, Bokep, Dewasa